ENSIKLOPEDIA HADITS – Kutubus Sittah (6 Kitab-Kitab Hadits)
Semua Ucapan, Perbuatan, Sikap, Akhlak dan Berbagai Keputusan Rasulullah SAW Tercatat di buku ini.
Kutubus Sittah
“Terjemah lengkap sesuai kitab aslinya”
Secara keseluruhannya terdapat 32,000 lebih hadis untuk rujukan para pembaca di dalam Buku Ensiklopedia Hadits ini. Ayat terjemahan yang mudah difahami serta mempunyai tanda baris yang lengkap dan mudah.
Spesifikasi :
Terdiri dari 8 Jilid Hard Cover
Kertas book paper 50gr
Ukuran 31,5 cm x 21,5 cm
Jumlah halaman seluruhnya 7996
JILID 1&2
SHAHIH AL-BUKHARI 1 & SHAHIH AL-BUKHARI
Imam Bukhari, seorang ulama hadits terkemuka di dunia. Hadits-hadits yang beliau riwayatkan memiliki derajad keshahihan paling tinggi. Bukan sesuatu yang berlebihan, apabila para ulama memberikan gelar Amirul Mu’minin fil Hadits (Pemimpin Kaum Mukminin dalam Bidang hadits).
Imam Bukhari lahir di Bukhara tahun 194 hijriyah. Nama lengkapnya Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari.Biasa dipanggil Abu Abdullah. Perjalanan hidupnya begitu mengesankan. Saat masih kecil, kedua matanya buta. Namun sang ibu tak pernah putus asa mendidoakannya, hingga akhirnya Allah menyembuhkannya. Beliau sudah memulai pengembaraan sejak usianya baru beranjak 10 tahun. Kota-kota seperti Balkh, Naisabur, Rayy, Baghdad, Kufan, Mekah, Mesir, dan Syam menjadi bagian dari perjalanan ilmiahnya. Tidak heran jika guru dan muridnya ada di mana-mana.
Kecerdasan dan kekuatan hafalan beliau tidak terbantahkan. Kerja keras beliau dalam mengumpulkan dan menyeleksi hadits sungguh menakjubkan. Bayangkan, beliau menghabiskan waktu selama 16 tahun untuk menemui para perawi hadits di berbagai negara. Diantaranya Bashrah, Mesir, Hijaz (Mekah dan Madinah), Kufah, Baghdad sampai Asia Barat. Dari kota-kota itu beliau bertemu 80.000 perawi hadits. Kemudian dari merekalah beliau mengumpulkan dan menghafal ratusan ribu hadits.
JILID 3&4
SHAHIH MUSLIM 1& SHAHIH MUSLIM 2
Shahih Muslim adalah kitab hadits tershahih setelah Shahih al-Bukhari. Derajad keshahihan keduanya bisa dikatakan sejajar. Sebab itu, ulama menyebut dua kitab ini dengan istilah ash-shahihain (dua kitab hadits Shahih). Kediu penulisnya juga disebut asy-syaikhain, istilah yang digunakan untuk menyatakan dua “guru besar” hadits terbaik. Meski secara umum Shahih al-Bukhari lebih shahih secara periwayatan, namun para ulama menilai tidak semua hadits al-Bukhari selalu lebih shahih dibanding hadits Muslim, begitu pula sebaliknya. Bahkan para ulama yang berpihak pada keunggulan kitab ini menilai bahwa Imam Muslim lebih sistematis dalam menyusun kitabnya dibanding al-Bukhari, yang tidak lain adalah gurunya. Imam Muslim menyeleksi 3033 hadits secara ketat dari sekitar 300.000 hadits yang diterimanya.
JILID 5
SUNAN ABU DAWUD
Abu Dawud Sulaiman bin al-Asy’ats al-Azdi as-Sijistani (202-275 H) adalah ulama hadits terkemuka pada zamannya. Ibnu Hibban berkata, “Abu Dawud merupakan salah seorang imam besar dunia yang menguasai fiqih, kaya ilmu, memiliki hafalan kuat ahli ibadah, berkepribadian wara’, dan penuh ketekunan. Beliau menyusun berbagai kitab untuk membela sunah Nabi.” Ibnu Mandah berkata, “Orang yang memisahkan antara hadits yang shahih dan yang bermasalah, antara hadits yang benar dan yang salah ada 4 : Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Nasa’i.
Adz-Dzahabi juga menukil perkataan salah seorang ahli hadits, “Seandainya seseorang tidak mempunyai ilmu kecuali dari mushaf Al-Qur’an dan kitab(Sunan Abu Dawud) ini, dia tidak membutuhkan ilmu dari kitab lain sama sekali.” Perkataan ini tidak berarti mengesampingkan kitab-kitab hadits yang lain. Akan tetapi perkataan tersebut menunjukan betapa pentingnya kedudukan kitab Sunan Abu Dawud di dalam khazanah ilmu hadits.
JILID 6
JAMI’ AT-TIRMIDZI
Melalui kitab ini, Imam Tirmidzi ingin menghimpun dua metode penyusunan hadits yang terdapat dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Muslim. Metode penyusunan yang digunakan oleh Imam Bukhari menitikberatkan penempatkan sebuah hadits berdasarkan hasil istinbat fiqih, sedangkan Imam Muslim berdasarkan lafaz. Imam Tirmidzi memadukan dua metode tersebut dengan meletakkan susunan hadits berdasarkan lafaz seperti yang dilakukan Imam Muslim, lalu memberikan istinbat fiqih seperti yang dilakukan Imam Bukhari.
Keistimewaan lain dari kitab ini adalah pembahasan yang lebih luas bila dibandingkan dengan kitab Bukhari dan Muslim. Beliau mengkaji satu persatu hadits-hadits yang terkandung di dalamnya. Selain itu beliau juga menyebutkan istilah-istilah baru, permasalahan-permasalahan ilmiah dalam hadits, termasuk fiqih hadits.
JILID 7
SUNAN AN-NASA’I
Lahir di kota Nasa tahun 215 H, sejak kecil beliau telah menuntut ilmu dan berpindah-pindah dari satu kota ke kota lainnya. Khurasan, Irak, Hijaz, Mesir, dan Syam telah disambangi demi mendapat riwayat hadits. Beliau sebagaimana yang disebutkan Imam Hakim, menjadi ulama paling faqih di Mesir pada masa itu sekaligus orang yang paling mengetahui hadits-hadits dan para perawinya. Beliau adalah Ahmad bin Syu’aib Abu Abdurrahman an-Nasa’i.
Imam ad-Daraquthni berkata, “Abu Abdurrahman terdepan dalam ilmu hadits dibandingkan seluruh ahli hadits pada zamannya.” Imam ad-Daraquthni juga pernah bercerita tentang seorang ulama bernama Abu Bakar bin al-Haddad asy-Syafi’i. Sang ulama ini sering mengambil hadits dari Imam an-Nasa’i. Beliau pernah berkata, “Aku ridha Imam an-Nasa’i menjadi hujjah antara diriku dengan Allah.” Bahkan Imam Tajuddin as-Subki pernah bertanya kepada Imam adz-Dzahabi, “Siapakah yang lebih kuat hafalannya, Muslim bin al-Hajjaj penulis Shahih Muslim atau an-Nasa’i? Beliau menjawab “an-Nasa’i”. Lalu Imam Tajuddin as-Subki menanyakan hal itu kepada ayahnya, Imam Taqiyyuddin as-Subki. Ternyata beliaupun menyatakan hal yang sama.
JILID 8
SUNAN IBNU MAJAH
Abu Abdullah Muhammad bin Yazid yang populer dengan nama Ibnu Majah, lahir pada tahun 209 H di kota Qazwin. Beliau mengawali pendidikannya di kota ilmu tersebut dengan mempelajari Al-Qur’an dan menghafalnya. Kemudian beliau mendatangi halaqah para muhaddits dari masjid ke masjid untuk mendapatkan riwayat hadits.
Pada usia 22 tahun beliau pergi berguru kepada para ulama di berbagai kota pusat ilmu pengetahuan saat itu, seperti Khurasan, Bashrah, Kufah, Baghdad, Mekah, Madinah, dan Mesir. Setelah 15 tahun berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain, dari satu guru ke guru lain, akhirnya beliau kembali ke Qazwin. Di sinilah beliau mulai menulis berbagai karya dan mengajarkan hadits kepada para penuntut ilmu yang datang dari berbagai wilayah
Harga cicilan dengan bunga 0% untuk wilayah DKI, Depok, Tangerang dan Bekasi
“Ongkir disesuaikan”
Untuk wilayah DKI free ongkir dan bisa COD
Informasi dan Pemesanan Hubungi :
Call, SMS, WA 0821 2908 6868